Senin, 19 Maret 2012

FILSAFAT DAKWAH : REVOLUSI TEKNOLOGI DAN DAKWAH

Oleh : Zaenal Arifin
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menyeru dan mengajak manusia kepada dakwah Islam bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Tantangan demi tantangan akan muncul silih berganti dengan berbagai variasinya. Di sini sangat diperlukan metode yang tepat di samping ketangguhan dan keuletan si da’i itu sendiri. Karena menyangkut kepentingan dan kemauan manusiawi yang kompleks.
Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah Swt sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan. Pada hakikatnya tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridai oleh Allah Swt.
Dakwah Islam merupakan transformasi nilai-nilai Islam yang senantiasa bergerak menyesuaikan terhadap sebuah kondisi dan situasi dimana tempat dilaksanakan dakwah. Namun, tetap menjaga nilai-nilai ajaran Islam yang pokok dan tidak keluar dari syari’at. Dalam kaidah fiqih kita kenal “al muhafadhah ‘ala al qadim al shalih wa al akhdzu bi al jadid al ashlah” yakni melestarikan nilai-nilai yang baik dan melakukan adopsi nilai-nilai baru yang lebih baik. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi setiap perilaku manusia dalam kehidupan di tengah masyarakat serta setiap pergeseran kemaslahatan umat sebagai akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dakwah harus disesuaikan dengan kondisi zaman dimana dakwah itu dilaksanakan. Karena itu dakwah yang dilakukan akan selalu mempertimbangkan aspek materi yang menjadi substansi informasi dalam proses tersebut demi kebaikan dan kesejahteraan manusia. Maka sebagaimana yang dikatakan A. Hasjmy, para juru dakwah memerlukan media dan sarana, serta membutuhkan alat dan medan dalam menyampaikan pesan dakwah, agar dakwah yang dilakukan berjalan efektif dan efisien.
Arus globalisasi yang melanda dunia dewasa ini berakibat cepat dalam menyebarkan perkembangan di satu belahan dunia ke belahan dunia yang lain melalui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan keadaan di satu negara akan cepat menimbulkan pengaruh di negara dari belahan dunia yang lain. Sehingga pola dakwah melalui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan berbagai media begitu beragam, baik dengan media elektronik atau media cetak seperti radio, televisi, film, internet, buku, majalah, surat kabar, dan lain-lain yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif. Kesemuanya ini merupakan produk dari revolusi yang terjadi di bidang komunikasi dan sarana untuk komunikasi tersedia. Karena dakwah sendiri tidak lepas dari proses komunikasi antara da’i dengan mad’u dalam menyampaikan pesan dakwahnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menarik rumusan masalah dalam pembahasan makalah ini, yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana era dakwah dengan menggunakan teknologi? 2. Bagaiaman era dakwah melalui cetakan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Era Dakwah dengan Teknologi
Kegiatan berdakwah merupakan proses komunikasi antara da’i dengan mad’u dalam menyampaikan informasi (pesan dakwah). Yakni, dakwah Islam mengajarkan manusia mengenai aspek ibadah (syari’at), yang sebenarnya merupakan latihan spirituil dan ajaran moral (akhlak) dalam membina manusia yang tidak kehilangan keseimbangan hidup dan berbudi pekerti luhur.
Dalam sebuah aktifitas dakwah tidak dapat dipungkiri bahwa peran teknologi ikut serta dalam penyampaian dakwah. Untuk mempermudah proses dakwah, teknologi juga sangat diperlukan keberadaannya. Peran teknologi itu bisa berupa kemudahan-kemudahan dan efektifitas serta efisiensi yang diberikan pada saat penyampaian dakwah tersebut. Secara tidak langsung peran media itu telah begitu cepatnya menerobos lapisan masyarakat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, teknologi diartikan sebagai "kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta dan berdasarkan proses teknis." Menurut Quraish Shihab, beliau mengatakan bahwa teknologi adalah ilmu tentang cara menerapkan sains untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan kenyamanan manusia. Teknologi merupakan hasil dari proses pemikiran manusia dalam kaitannya manusia memiliki potensi untuk meraih ilmu dan mengembangkannya. Al-Quran sendiri telah memerintahkan manusia untuk terus berupaya meningkatkan kemampuan ilmiahnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa manusia menuju peradaban modern atau era globalisasi terhadap segala aspek kehidupan. Suatu peradaban yang ditandai dengan banyak dimanfaatkannya teknologi untuk membantu aktivitas manusia. Sehingga pola hidup manusia pun mengalami perubahan, terutama di bidang sosio-kultural. Oleh karena itu, pelaksanaan dakwah yang memuat materi, metode maupun media harus bersifat dinamis dan kreatif agar mampu mengimbangi, mengarahkan dan mengendalikan dalam menghadapi perubahan itu sendiri.
Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selalu mempunyai pertentangan yang saling bertolak belakang, di satu sisi mempunyai dampak positif yang dapat membantu kehidupan manusia, yakni teknologi dilihat sebagai eksistensi dari manusia, atau teknologi dianggap sebagai proses spiritualisasi dari material, atau sebagai proses dimana manusia semakin mendunia. Akan tetapi disisi lain berdampak negatif yang dapat merugikan kehidupan manusia yang lebih menitikberatkan pada kritik dan keprihatinan terhadap salah penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan asumsi akibat-akibat yang fatal bagi manusia. Manusia terasing dari lingkungan dan Tuhannya, maka terjadilah disharmoni dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, orang lain, alam, dan Tuhannya.
Walaupun teknologi dapat membawa kerugian bagi umat Islam, tapi seorang muslim tidak akan (bahkan tidak boleh) bersikap apriori terhadap teknologi. Akan tetapi ia harus bersikap selektif dalam membeli atau memanfaatkan teknologi itu. Sikap muslim terhadap teknologi sangat tergantung pada daya analisisnya terhadap kedudukan teknologi di tengah-tengan agamanya. Karena menurut ajaran Islam, teknologi yang mendapat berkah hanya bisa terwujud dari aklak yang mulia, yang terjalin dalam segenap susunan masyarakat.
Oleh karena itulah, teknologi disamping menambah tantangan bagi dakwah juga mempunyai potensi untuk dimanfaatkan dalam proses dakwah. Terutama karena dengan teknologi komunikasi, dakwah sebagai sebuah proses komunikasi akan mendapatkan beberapa manfaat, yaitu:
1. Tidak tergantung waktu dan tempat. 2. Cakupan yang luas. 3. Pendistribusian yang cepat. 4. Keragaman cara penyampaian.
Dengan bentuk keragaman yang ditawarkan oleh media teknologi, mulai dari menampilkan bentuk audio visual sampai ke bentuk tulisan yang menarik, maka cara dakwah yang ditempuh dapat beragam. Keragaman ini pulalah yang membuat dakwah melalui teknologi dapat menjangkau banyak segmen.
Eksistensi ilmu pengetahuan dan teknologi dalam perkembangannya yang pesat melahirkan wujud hasil yang mengagumkan. Inu Kencana Syafiie memaparkan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditemukan manusia menjadi bukti otentik bahwa dalam Al Qur’an sebagai sumber dari segala ilmu, baik ilmu eksakta ( ilmu falak, ilmu kimia, ilmu matematika, ilmu bumi) maupun ilmu sosial (ilmu politik, ilmu jiwa, ilmu ekonomi, ilmu hukum). Dalam perjalanan yang panjang, teknologi telah melahirkan berbagai peralatan dalam berbagai media, dalam hal ini di bidang komunikasi dan informasi, yakni lahirnya media cetak maupun media elektronik, yang telah memberi harapan baru bagi aktivis dakwah untuk skala global. Harapan ini memang sangat menjanjikan, hal ini dikarenakan skop dakwah melalui signal tersebut jangkauannya sangat luas dan mendunia.
Dalam konteks ini, harapan yang ditawarkan oleh teknologi media untuk kepentingan dakwah agama Islam perlu dicermati dengan bijak, sehingga sarana yang ada dapat diakomodir dengan tepat sasaran dan terhindari dari efek negatif yang timbul secara sporadis. Dakwah dalam media bisa hadir dalam berbagai segmen yang intinya mengulas tentang isu relegius dalam berbagai sisi, baik di media cetak maupun media elektronik. Berbagai artikel, film, penyiaran acara keagamaan adalah beberapa contoh wajah baru dakwah agama yang tampil dalam teknologi media yang dapat membentuk citra dan sekaligus memperluas jangkauan sasaran dakwah, tidak hanya mereka yang seagama, namun juga kepada pemeluk agama lain.
Di sisi lain para da'i dituntut agar peka dengan setiap isu yang muncul disamping bisa menguasai manajemen dalam mengelola media yang ingin ditransfer ide dakwah. Dengan demikian, tingkat penyebaran nilai-nilai agama menjadi lebih luas dan singkat waktu, minimal dalam tataran informatif. Orang-orang dapat mengambil banyak manfaat dari maraknya program agama Islam di radio, televisi, koran, buku, majalah dan internet, dimana sebahagiannya sibuk tidak sempat menghadiri majelis taklim. Hadirnya nilai-nilai agama dengan perantaraan teknologi media tersebut sangat membantu mereka dalam menjaga kontinuitas keberagamaannya.
B. Era Dakwah melalui Cetakan
Sebagai agama dakwah, Islam merupakan tata nilai yang senantiasa bergerak menyesuaikan terhadap sebuah kondisi yang senantiasa dinamis. Dakwah sendiri pada hakikatnya merupakan aktualisasi imani yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia untuk melakukan proses rekayasa sosial melalui usaha mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap, dan bertindak manusia pada dataran kenyataan individual dan sosio-kultural dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu.
Salah satu cara yang menjadi pilihan aktivis dakwah di era globalisasi yaitu dakwah melalui tulisan, karena dakwah dengan tulisan mempunyai kekuatan tersendiri sebagai salah satu penopang kesuksesan target dakwah. Berkat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ditemukan alat percetakan pada tahun 1456 oleh Gutenberg, ketika pertama kali mencetak Kitab Injil. Namun, media cetak surat kabar baru berkembang sekitar tahun 1600 dalam penyebaran informasi pada suatu negara. Arus globalisasi telah mengangkat derajat ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu berlangsungnya percepatan informasi yang aktual menjadi wujud nyata dari sebuah era informasi dan keterbukaan. Oleh karena itu, para dai harus mengambil sikap tanggap dan cepat serta mampu memanfaatkan media-media yang ada sebagai sarana untuk berdakwah, khususnya dalam bidang percetakan tentang materi dakwah, baik dalam bentuk buku, majalah, koran, buletin, dan sebagainya. Dimana dunia percetakan saat ini telah membanjiri dalam berbagai khasanah keilmuan, maka Islam sendiri harus bisa mengambil posisi di dunia percetakan dalam tulisan dakwahnya.
Pemanfaatan media cetak untuk kepentingan dakwah, dalam hal buku/kitab agaknya sudah cukup baik. Media cetak memang sangat mudah dijangkau masyarakat pada umumnya, sehingga dalam mendalami kaidah keislamannya mereka tidak perlu datang ketempat-tempat majelis atau pengajian majelis ta’lim dan sebagainya karena media dakwah dalam bentuk media cetak sangat detail mengulas penuh masalah-masalah agama dan bisa dibaca berulang-ulang. Misalnya, sebuah buku hendaknya tampil dengan gaya bahasa yang lancar, mudah dicerna dan menarik publik, baik mereka orang awam maupun kaum terpelajar.
Perlu kita ketahui bahwa media cetak sebagai media dakwah mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu sebagai berikut:
a. Kelebihan Media Cetak
1) Media cetak khususnya majalah atau buku islami dapat dibaca berulang-ulang sehingga menimbulkan pemahaman yang baik ketimbang mendengarkan ceramah agama secara langsung. 2) Mudah didapat bagi para mad’u yang ingin membelinya, dikarenakan makin maraknya fenomena majalah Islami di Indonesia. 3) Mudah dipahami bagi para mad’u karena sifatnya yang bisa dibaca berulang-ulang kali sehingga ia dapat mengimplementasikannya kedalam kehidupan sosialnya. 4) Simpel dan efektif dapat dibaca kapanpun dan dimanapun karena mudah dibawa kemana-mana.
b. Kekurangan Media Cetak
1) Dari segi finalsial masyarakat awan masih sangat sulit untuk mendapatkannya disebabkan karena pendapatannya yang hanya cukup untuk makan saja dan tidak mampu membeli majalah Islami. 2) Lalu kurangnya minat baca dikalangan masyarakat menjadi masalah yang sangat vital bagi perubahan para mad’u khususnya dalam pemahaman Agama Islam. 3) Karena bentuk nya dalam buku atau pun majalah maka sering adanya kerusakan pada buku atau majalah tersebut sehingga ada bagian yang hilang dari bacaan tersebut.
Secara makro, eksistensi dakwah akan senantiasa bersentuhan dengan gerak masyarakat yang mengitarinya, sehingga pada tahap tertentu, proses dakwah dapat saja melahirkan tuntunan baru berkenaan dengan proses yang dinamis, dan pada gilirannya merupakan pendorong terbentuknya sistem sosial di mana dakwah itu dilaksanakan.
Dalam kaitannya dengan kegiatan berdakwah, banyak tokoh-tokoh Islam yang melahirkan segi keilmuannya melalui tulisan untuk dapat dipelajari, dipahami dan disebarluaskan oleh murid-murinya atau khalayak orang banyak. Bahkan dalam sejarah keemasan Islam, berbagai bidang ilmu telah lahir dari tokoh Islam menjadi rujukan penting bagi para kaum pelajar di seluruh dunia, khususnya Eropa.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Media dakwah islam sebaiknya dikemas dalam bentuk yang menarik yang secara perlahan-lahan dapat mengubah pola pikir dan mentalitas masyarakat. Media merupakan alat paling efektif saat ini dalam membentuk opini publik dan malah dapat mengubah mentalitas serta pola pikir masyarakat.
Salah satu sasaran yang efektif untuk menyebarluaskan ajaran-ajaran Islam adalah alat-alat teknologi modern di bidang informasi dan komunikasi. Kemajuan di bidang informasi dan komunikasi harus dimanfaatkan oleh aktivis dakwah sebagai media dalam melakukan dakwah Islam, sebab dengan cara demikian ajaran agama Islam dapat diterima dalam waktu yang relatif singkat oleh sasaran dakwah dalam skala luas.
Selain itu, dakwah bilqalam merupakan salah satu fenomena di zaman era globalisasi atau era teknologi, yakni berdakwah lewat menulis di media cetak, buku, majalah, koran, atau buletin yang isinya dakwah. Yang paling penting dalam dakwah lewat tulisan ini adalah materi (content) yang akan kita sampaikan sesuai dengan kaidah Islam, namun juga tetap mengandung unsur seni tulisan yang indah dibaca dan menarik.
DAFTAR PUSTAKA
Aceng Abdul Aziz,dkk, Islam Ahlussunnah Waljama’ah di Indonesia: Sejarah, Pemikiran dan Dinamika Nahdlatul Ulama, Jakarta: Pustaka Ma’arif NU, 2007.
A. Hasjmy, Dustur Dakwah Menurut al-Quran, Cet.III, Jakarta: Bulan Bintang, 1994.
Amir Hamzah, Tipologi Dakwah (Suatu Upaya dalam Menyikapi Perubahan Sosial), Jurnal Zaitun (Kajian Islam dan Kemasyarakatan), Vol. II, No. 1, Makassar: PPS UIN Alaudin Makassar, 2007.
Amrullah Ahmad, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, Yogyakarta: PLP2M, 1985.
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jakarta:UI Press, 1985.
Inu Kencana Syafiie, Pengantar Filsafat, Bandung : Refika Aditama, 2004.
Jum’ah Amin Abdul Aziz, Fiqih Dakwah, terj. Solo : Era Intermedia, 2003.
M. Solly Lubis, Umat Islam dalam Globalisasi, Jakarta: Gema Insani Press, 1997.
Muhammad Sayyid Al-Wakil, Prinsip dan Kode Etik Dakwah. Cet. I, Jakarta: Akademika Pressindo, 2002.
Muhammad Tholhah Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia, Jakarta: Lantabora Press, 2003.
Muhammad Yusuf, Epistemologi Islam: Landasan Mengatasi Krisis Iptek Modern dan Dampak Globalisasi dalam Perspektif Al Qur’an, Orasi Ilmiah disampaikan pada Pelantikan Himpunan Mahasiswa Jurusan Tarbiyah dan Dakwah STAIN Sorong pada tgl 31 Mei 2011.
Muhammad Zamroni, Filsafat Komunikasi, Cet. I, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.
Quraish Shihab, MA, Wawasan Al Qur’an : Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat, Cet. XIII, Bandung: Mizan, 1996.
Syarif Hidayatullah dan Zulfikar S. Dharmawan, Islam Virtual, Jakarta: Mifta, 2003.
Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer, Cet. I, Surabaya: Gitamedia Press, 2006.

1 komentar:

Tareqat Cinta mengatakan...

hayyik_yeni@yahoo.com
good for kang zay

Posting Komentar

Design by Zay Arief