Minggu, 22 Januari 2012

Pemuda Islam dan Waktu Luang

Oleh: Zaenal Arifin

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الحمد لله الذىفضل بنى ادم بالعلم والعمل على جميع العالم . والصلاة على سيدنا محمد سيد العرب والعجم .
وعلى اله واصحابه ينا بيع العلوم والحكم .
قال الله تعالى فى القران الكريم: اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ
أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ

Tak henti-hentinya kita mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah swt yang telah memberi hidayah dan ma’unah-Nya bagi kita semua serta menberi banyak kenikmatan yakni berupa nikmat kesehatan dan yang lebih utama lagi nikmat iman dan islam. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan ke haribaan Nabi Muhammad saw yang telah menuntun kita dari zaman jahiliyah menuju zaman terang benderang dengan membawa bendera agama islam.
Pemuda Islam adalah sosok yang seharusnya menjadi “tulang punggung” generasi tua masa kini. Suatu saat mereka (pemuda islam) dituntut agar melakukan perubahan-perubahan terhadap kondisi umatnya, tentunya perubahan menuju kemajuan. Kondisi kaum muslimin sekarang yang jauh dari Islam ditambah serangan kaum kafirin dari berbagai lini telah melahirkan beberapa generasi Islam yang ternyata cukup beragam. Namun apabila Melihat kenyataan di antara pemuda islam umumnya terbagi menjadi tiga saja, diantaranya:
Pertama, mereka yang menjadi pelopor dan pengikut kebobrokan, misalnya para pendukung paham-paham sesat yang diimpor dari dunia barat. Para pemuda pemuja syahwat juga tak ketinggalan. Golongan ini banyak ditemui di keremangan malam di kota-kota besar, di cafe-cafe penjaja birahi, di dunia maya, di majalah, di radio dan di televisi. Umumnya mereka sudah begitu mendominasi media-media tersebut. Padahal mereka ber-KTP Islam. Inikah generasi yang akan memenangkan persaingan?
Kedua, mereka yang hidup “apa adanya”. Mereka sebenarnya mengharapkan kebaikan berlebih, tetapi mereka tak kuasa menolak kebobrokan zamannya. Mereka sholat dan kadang-kadang berjama’ah, namun sering pula turut “menikmati” kebobrokan itu sendiri. Generasi ini kadang-kadang (bahkan mungkin sering) ngaji juga, tapi tak kuasa mengamalkan dan mendakwahkannya. Mereka sesungguhnya pengagum kebenaran, tetapi sering terbawa arus lingkungan. Mereka sebenarnya ingin menyeru pada keagungan, tapi mereka sendiri dalam kelemahan. Inilah generasi bingung, yang berada pada masa transisi.
Ketiga, adalah generasi penuh harapan, karena mereka adalah pelopor kebenaran dan kebaikan dalam segala hal. Mereka adalah para pemuda yang selalu giat memperbaiki diri dan lingkungannya. Cita-cita mereka begitu tinggi, tak peduli rendahnya cita-cita orang di sekelilingnya. Inilah para pendamba negeri akhirat, yang tak melupakan fananya dunia. Generasi ini, walaupun masih banyak kekurangan, tetapi tidak terlena untuk menata diri. Meskipun belum sebaik pendahulu generasi terbaik umat ini, tetapi mereka sadar akan prestasi tinggi yang harus diraihnya. Rutinitas hariannya adalah belajar, beramal dan berdakwah. Setumpuk amanah yang diembannya, tak menjadikannya mundur dari medan persaingan, bahkan hal ini adalah kesempatan baginya meniti jalan kesempurnaan. Aduhai saudaraku, adakah diantara kita yang termasuk di dalam kelompok ini?

Didalam Al Qur’an peran pemuda di ungkapkan dalam kisah Ashabul Kahfi, kisah pemuda Ibrahim, dan para pengikut Nabi terdahulu. Bahkan para Nabi terdahulu yang diutus Allah di pilih dari kalangan pemuda(berusia sekitar 30-40 tahun). Perjuangan Nabi saw dalam menyampaikan dakwah Islam didukung oleh para pemuda. Dan orang-orang yang pertama kali masuk islam (biasa disebut Assabiqunal Awwalun) yang pada umumnya berusia muda.
Betapa sahabat-sahabat Nabi saw merupakan orang-orang yang telah menjadi tumpuan harapan Islam dan kaum muslimin sejak usia mereka masih belia. Perjuangan hidup generasi muda di zaman sahabat seperti Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Thalhah bin Ubaidillah, Sa’ad bin Abi Waqash, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Umar dan sederet nama lainnya. Tidak hanya sampai disini, engkau akan melihat zaman setelahnya (para sahabat), seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam an-Nawawi, dan lainnya. Mereka adalah orang-orang yang memiliki kecemerlangan di usia muda. Lalu, kapan kita bisa seperti mereka? Kapan kita bisa mengembalikan kejayaan Islam dan kaum muslimin? Kita harus ingat bahwa setiap desahan nafas kita adalah tanggung jawab kita, kesehatan kita adalah nikmat yang harus dipertanggungjawabkan di sisi Allah swt.

Manusia diciptakan oleh Allah swt pada awalnya dalam keadaan lemah tak berdaya. Dalam pertumbuhannya menjadi pemuda, ia mempunyai fisik yang kuat dan semangat yang membara. Dan kemudian di masa tuanya, ia menjadi lemah kembali dan beruban. Maka dari itu, gunakanlah masa mudamu untuk menuntut ilmu sebagai penuntun jalanmu baik di dunia maupun di akhirat.
Sebagaimana Allah swt berfirman dalam QS Ar Ruum [30] : 54:
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ
“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki- Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.”
Masa muda menjadi perhatian khusus oleh Rasulullah saw. Begitu pentingnya memanfaatkan usia muda digambarkan dalam hadits Rasullah SAW, sebagai berikut:
اغتنم خمسا قبل خمس شبا بك قبل هرمك . وصحتك قبل سقمك . وغناك قبل فقرك . وحياتك قبل موتك . وفراغك قبل شغلك
“Manfaatkan yang lima sebelum datang yang lima : masa muda mu sebelum datang masa tua mu; masa sehat mu sebelum datang masa sakit mu; masa kaya mu sebelum datang masa miskin mu; masa hidup mu sebelum datang masa mati mu; masa luang mu sebelum datang masa sibuk mu “. (HR. Bukhari-Muslim).
Masa muda ini janganlah engkau buang percuma, karena dengan masa ini engkau akan ditanya secara khusus dari sang Khaliq. Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, Nabi saw bersabda, artinya: “Tidak akan beranjak kaki anak Adam pada Hari Kiamat dari sisi Rabbnya sampai dia ditanya tentang 5 (perkara) : Tentang umurnya dimana dia habiskan, tentang masa mudanya dimana dia usangkan, tentang hartanya dari mana dia mendapatkannya dan kemana dia keluarkan dan tentang apa yang telah dia amalkan dari ilmunya”. (HR. At-Tirmizi)
Inilah masa muda yang seharusnya diisi dengan menuntut ilmu dan beramal shaleh. Engkau seharusnya raih perubahan umatmu ke arah kemajuan selagi waktumu masih luang, selagi engkau tidak disibukkan dengan isteri dan anakmu kelak. Jangan sampai engkau termasuk ke dalam golongan kebanyakan orang yang melalaikan dari kenikmatan ini. Sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas bersabda Nabi saw
نعمتان مغبون فيهما كثير من الناس الصحة والفراغ
“Dua nikmat yang kebanyakan manusia lalai untuk memanfaatkannya dengan sebaik mungkin adalah kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari)
Masa mudamu janganlah kau buang percuma, karena nanti masa tuamu hanyalah sisa-sisa peradaban dari masa mudamu sekarang. Apakah engkau ingin seperti anak muda di usia yang sudah senja? Engkau sedang dibohongi oleh dirimu, karena pakaian lusuh tidak sama dengan baju baru
Seorang ulama Al-Kholil bin Ahmad mengatakan,
“Waktu itu ada tiga bagian: waktu yang telah berlalu darimu dan takkan kembali, waktu yang sedang engkau alami maka lihatlah bagaimana ia akan berlalu darimu, dan waktu yang engkau tunggu yang bisa jadi engkau tak akan mendapatkannya.”
Dan seorang penyair mengatakan,
Hari-hari kita akan terus menerus berlalu
Padahal semua orang telah tahu
Bahwa kita ini menuju kematian
Masa-masa muda yang telah berlalu
Tak mungkin akan kembali lagi
Janganlah takut mengambil resiko perjuangan, karena janji Allah pasti datang. Kejarlah kembali puncak kejayaan, dengan meniti jalan-jalan ilmu dalam menuai prestasi!. Wahai pemuda Islam, kobarkan semangatmu! Ayolah, Umat Islam menunggumu!

Kita telah tahu bagaimana pentingnya menata waktu terutama di usia muda. Dalam hal ini, para pemuda islam diharapkan dapat memanfaatkan waktunya untuk menuntut ilmu dan beramal shaleh. Allah swt mencela orang-orang yang menyia-nyiakan umurnya dan diancam adzab dari Allah swt. Allah telah berfirman dalam QS Al Fathir [35]: 37:
أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ
“Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepadamu pemberi peringatan?, maka rasakanlah (adzab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zhalim seorang penolongpun.”
Waktu itu tidak berkembang biak, tidak memanjang, tidak berhenti, tidak kembali ke belakang dan terus berjalan ke depan.
Betapa berharganya waktu yang diberikan kepada kita khususnya bagi para pemuda islam. Masa muda yang digunakan untuk menuntut ilmu dalam menuai prestasi yang tinggi tidak lepas dari menata waktunya. Masa muda yang digunakan untuk beramal shaleh dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Allah swt.
Perbaikan suatu umat tidak akan terwujud kecuali dengan perbaikan individu, yang dalam hal ini adalah pemuda. Perbaikan individu (pemuda) tidak akan sukses kecuali dengan perbaikan jiwa. Perbaikan jiwa tidak akan berhasil kecuali dengan pendidikan dan pembinaan. Yang dimaksud dengan pembinaan adalah membangun dan mengisi akal dengan ilmu yang berguna, mengarahkan hati lewat do’a, serta memompa dan menggiatkan jiwa lewat instropeksi diri.
Mudah-mudahan Allah menolong dan memudahkan kita semuanya, sehingga lahirlah diantara kita para pemuda Islam yang mampu mengembalikan kejayaan kaum Muslimin. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Berkuasa.
والله الموفق الى اقوم الطريق
السلام عليكم ورحمة الله وبركاتهو
Design by Zay Arief