Sabtu, 04 September 2010

SHOLAWAT SORONG

PERKEMBANGAN DAN PENGAWALAN
SHALAWAT NABI MUHAMMAD SAW
(Studi Kasus terhadap Masyarakat Kabupaten Sorong)
Zaenal Arifin
I. Pendahuluan
Shalawat adalah bentuk kecintaan kepada Nabi Muhammad saw yang
merupakan bias dari spectrum padang cinta yang luas terhadap Allah swt yang
mesti dijaga keberlangsungannya. Bentuk penghormatan atau rasa cinta terhadap
Nabi Muhammad saw ini, sebagai media untuk mendekatkan diri kepada Allah
swt. Hal itu, dilakukan dengan membaca maulid Nabi atau syair shalawat karya
para ulama untuk mengenang kembali riwayat kehidupan sang khataman nabiyyin
(penutup para nabi) yang diutus Allah swt bagi umat manusia. Sehingga, umat
manusia dapat meneladani akhlak Nabi Muhammad saw semasa hidupnya sesuai
dengan kadar kesanggupan yang dimiliki manusia.1Sebagaimana Allah swt
berfiman QS. Al Qalam: 4:
ٍ ِ َ ُ ٍ ُ َ َ َ َ َ وَإِّ
“Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas akhlak yang agung.” 2
Dalam perkembangannya, shalawat kepada Nabi Muhammad saw menjadi
wujud amalan esensial bagi umat muslim dan tertanam di hati para pecinta
Rasulullah saw. Dimana, apresiasi para muslim ini akan terbawa kemanapun
mereka menginjakkan kakinya, termasuk di Kabupaten Sorong yang menjadi
salah satu tujuan program transmigrasi sebagian besar umat muslim dari Jawa.
Dari itu, umat muslim dari Jawa mengamalkan shalawat di tempat barunya untuk
mensosialisasikan agama Islam itu sendiri, sebagaimana yang sudah terlaksana di
tanah Jawa.3 Kondisi ini berlangsung seiring dengan berkembangnya pola hidup
1
Abudin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan.(Cet. I;Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2002), hal.
88
2
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, CV. Toha Putra: Semarang, 1989, hal. 960
3Muhammad Mujib. Kecintaan Struktural-Esensial terhadap Rasulullah saw. Buletin
Sidogiri.(Edisi 005; PP Sidogiri: Pasuruan, 2005), hal. 8
masyarakat muslim Jawa yang berbaur dengan masyarakat lain yang dikatakan
sebagai medan ladananya orang Nasrani di bumi Cendrawasih.
Tradisi masyarakat muslim di Kabupaten Sorong dalam acara keagamaan
tak lepas korelasinya dari bentuk budaya Islam masyarakat Jawa. Pelaksanaan
acara keagamaan acap kali dilakukan dengan pembacaan shalawat untuk
mengambil barokah dari khoirul anam Nabi Muhammad saw, antara lain acara
aqiqah, khitanan dan nikah. Nabi saw bersabda:
“Barangsiapa bershalawat untukku sekali, niscaya Allah bershalawat
untuknya sepuluh kali." (HR. Muslim dari Abu Hurairah).4
Manusia bershalawat kepada Nabi saw merupakan sebagai bentuk penghormatan,
sedangkan Allah swt bershalawat untuk manusia dalam bentuk ampunan atau
rahmat. Sehingga, esensi bershalawat sudah merasuki psikologis umat muslim
untuk selalu diaplikasikan di segala lini kehidupan.5
Masyarakat muslim pecinta shalawat akan mengaktualisasikan bagaimana
bentuk bershalawat kepada Nabi Muhammad saw. Berbagai macam cara
dilakukan untuk bershalawat sebagai implementasi Hubbun Nabi (cinta Nabi)
demi mendapatkan syafa’atnya di yaumil qiyamah. Nabi saw bersabda:
“Manusia yang paling utama terhadap diriku pada hari kiyamat, ialah
manusia yang paling banyak bershalawat untukku” (HR At Thurmudzy) 6
Salah satu cara yang digunakan masyarakat muslim Jawa dalam pembacaan
shalawat dengan menggunakan iringan musik rebana. Irama klasik rebana
mempunyai suara yang khas, dapat menjadi pemacu semangat dalam bershalawat
dan syair-syair pujian terhadap Rasulullah saw. Dari itu, rebana mempunyai nilai
seni dalam bershalawat dimana manusia selalu ingin mencoba sesuatu hal yang
baru.
4
Abu Fajar Al Qalami dan Abdul Wahid Al Banjari, Terjemah Riyadhush Shalihin, (Cet. I;
Gitamedia: Jakarta, 2004), hal. 471
5 Abu Sangkan .Shalawat Untuk Nabi, diakses di www.google.com tanggal 06 Januari 2010
6 Ibid.,
Berdasarkan realita mengenai shalawat sebagai bentuk kecintaan kepada
Nabi Muhammad saw bagi umat Islam, khususnya masyarakat Jawa yang terjadi
di Kabupaten Sorong tersebut, terdapat satu masalah pokok yang menarik untuk
dikaji dalam makalah ini, yaitu bagaimana perkembangan dan pengawalan
shalawat Nabi Muhammad saw di Kabupaten Sorong? Untuk menjawab
permasalahan tersebut, dalam pembahasan selanjutnya akan diuraikan tiga
persoalan utama. Pertama, bagaimana perkembangan shalawat Nabi saw di
Kabupaten Sorong?. Kedua, bagaimana bentuk atau model pengawalan shalawat
Nabi saw di Kabupaten Sorong?. Ketiga, bagaimana pengaruh shalawat Nabi saw
terhadap peningkatan kualitas keagamaan masyarakat Kabupaten Sorong?.
Sebelim ketiga masalah tersebut dijabarkan satu persatu. pada bagian berikut,
akan di uraikan setting masyarakat Aimas sebagai masyarakat pecinta shalawat
dalam berbagai aspek kehidupan.
II. Aimas: Potret Masyarakat Jawa yang mengamalkan Shalawat Nabi
Muhammad saw
Kabupaten Sorong adalah sebuah kabupaten di provinsi Papua Barat,
Indonesia. Sebelum terjadi pemekaran wilayah, Kabupaten Sorong merupakan
bagian dari wilayah pemerintahan Kota Sorong. Dalam perkembangannya,
Kabupoaten Sorong telah terbentuk pemerintahan sendiri dengan ibu kota yang
terletak di Kota Aimas. Lokasi Kota Aimas dari Kota Sorong di tepuh jarak 19 km
yang merupakan salah satu penghasil minyak utama di Indonesia. Kawasan
perairannya dikenal sebagai habitat Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea
vandelli).
Kabupaten Sorong mempunyai luas wilayah 7.415,29 km2 dengan
kepadatan penduduk 12 jiwa/km2. Pada tahun 2008, jumlah penduduk di wilayah
Kabupaten Sorong sekitar 90.933 jiwa.7 Status kependudukan di Kabupaten
Sorong diklasifikasikan dalam tiga golongan. Pertama, penduduk asli yang sudah
lama hidup di tanah Papua. Kedua, penduduk transmigrasi yang datang dari
7
Kabupaten Sorong diakses di http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sorong. tanggal 24
Februari 2010
berbagai pulau di Indonesia sesuai dengan program pemerintah dan menetap di
Sorong. Ketiga, penduduk yang merantau mengadu nasib di Sorong dalam
mencari pekerjaan dan sukses kemudian hidup menetap.
Potensi ekonomi masyarakat Kabupaten Sorong dapat dilihat di Kota
Aimas yang menjadi tolak ukur kehidupan masyarakat. Ada berbagai macam cara
yang dilakukan masyarakat dalam mencukupi kebutuhan ekonominya.
Diantaranya ada yang menjadi petani, berdagang, penjual ikan, nelayan dan lainlain.
Untuk masyarakat Aimas, cenderung bertumpu dari hasil pertanian dan
perdagangan hasil pertanian. Lahan pertanian yang luas dapat menghasilkan
berbagai macam tanaman yang terjangkau masyarakat, antara lain sayuran dan
buah-bauhan. Akan tetapi, lahan pertanian masih bergantung dengan adanya air
hujan atau air sumur. Sehingga, hasilnya kurang maksimal jika kekurangan air
atau tidak ada hujan. Dikarenakan belum adanya aliran irigasi yang memadai
untuk pengairan lahan pertanian.
Di bidang pendidikan, masyarakat sudah banyak yang mencapai
pendidikan formal tingkat SMA, bahkan sampai perguruan tinggi. Sedangkan
dalam pendidikan agama sudah berdiri beberapa pondok pesantren untuk
menimba ilmu agama Islam dari para ustadz bagi kader-kader bangsa yang islami.
Ilmu agama Islam ini, dapat diaplikasikan dalam pembentukan karakter
masyarakat Aimas dan sekitarnya. Karena, pendidikan agama Islam ini akan
membentuk masyarakat yang menganut ajaran Islami, dimana ajaran Islam
bersumber dari Al Qur’an dan Al Hadits sudah mencakup segala aspek kehidupan.
Dilihat dari sisi agama Islam, kebudayaan masyarakat muslim Aimas
banyak dipengaruhi dari masyarakat pendatang, khususnya masyarakat muslim
Jawa. Bentuk-bentuk kebudayaan Islam sudah merasuk di masyarakat
sebagaimana terjadi di tanah Jawa, seperti jaranan, seni tari, seni wayang kulit,
rebana, dan lain-lain. Sebagaimana posisi agama Islam bersifat mengakomodir
ajaran sebelumnya dengan memberi makna baru.8 Sehingga, shalawat dengan
iringan rebana memberi makna bahwa kesenian dapat dijadikan sebagi media
dakwah agana Islam.
III. Perkembangan Shalawat Nabi SAW di Kabupaten Sorong
Allah swt telah mengutus Nabi Muhammad saw dan telah memberinya
kekhususan dan kemuliaan untuk menyampaikan risalah. Ia telah menjadikannya
rahmat bagi seluruh alam dan pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa serta
menjadikannya orang yang dapat memberi petunjuk ke jalan yang lurus. Maka
seorang hamba harus taat kepadanya, menghormati dan melaksanakan hakhaknya.
Dengan segala jasa beliau kepada umat manusia, lalu Allah menyebutkan
tindakan yang pantas untuk dilakukan kepada beliau, yakni mengucapkan
shalawat. Allah swt berfirman QS. Al-Ahzab: 56:
ِ ْ َ َ ا ُ ا صَّ ُ َ#& 'َ ( َ ِ اّ َ) ُ أَّ َ ِ ِّ َ ّ ا َ َ نَ ُ َّ ُ ُ َ َ ِ!" َ# َ وَ َّ إِنَّ ا
ً, ِ ْ- ا تَ ُ, ِ َّ/ وَ
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk nabi.
Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk nabi dan
ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” 9
Dari ayat di atas, ada beberapa redaksi menyangkut pengertian shalawat.
Shalawat juga berarti doa, baik untuk diri sendiri, orang banyak atau kepentingan
bersama. Sedangkan shalawat sebagai ibadah ialah pernyataan hamba atas
ketundukannya kepada Allah swt, serta mengharapkan pahala dari-Nya,
sebagaimana yang dijanjikan Nabi Muhammad saw, bahwa orang yang
bershalawat kepadanya akan mendapat pahala yang besar, baik shalawat itu dalam
bentuk tulisan maupun lisan (ucapan).10
Menurut H. Ahmad Soetedjo, selaku Ketua MUI Kabupaten Sorong,
sekitar tahum 1980-an keberadaan pembacaan shalawat Nabi saw di Kabupaten
8
Dewi Yuliana dan Zaenal Arifin, Posisi Islam Diantara Agama-Agama di Dunia, Makalah
Metodologi Studi Islam, BPI Khusus STAIN Sorong, 2010
9
Departemen Agama RI, op. cit., hal. 678
10 Arti Shalawat diakses di http://achehsumatra.blogspot.com/2005/08/arti-shalawat.html tanggal
30 Januari 2010
Sorong telah dirintis oleh masyarakat muslim terdahulu datang dalam program
transmigrasi di tanah Papua, khususnya masyarakat muslim Jawa. Pada saat itu,
masih sebagian kecil muslim yang mengamalkan shalawat. Shalawat yang sering
dibaca oleh masyarakat ialah Maulid Al Barzanji karya Syeikh Ja’far bin Hasan
Al Barzanji. Di dalam Maulid Al Barzanzi, riwayat Nabi dikisahkan dalam
kalimat yang sangat indah, enak dibaca dan enak di dengar. Demikian juga,
kasidah Al Barzanji yang berisi shalawat dan pujian kepada Nabi saw disusun
dalam karya seni yang sangat tinggi kualitasnya dan ritmenya bisa didendangkan
dengan berbagai lagu.11
Pelaksanaan pembacaan shalawat diadakannya tiap hari besar agama Islam
atau dalam acara keagamaan seperti aqiqah dan nikah. Pembacaan shalawat
sebagai implementasi kecintaan kepada Nabi saw, yaitu doa yang secara khusus
diperuntukkan kepada Nabi Muhammad saw dengan korelasi mendapat syafa’at
darinya. Dalam teologi Islam dikatakan bahwa Nabi Muhammad saw memiliki
“otoritas” syafa`at, yakni perlindungan kepada ummatnya kelak nanti di hari
kiamat, ketika tidak ada lagi yang bisa memberikan perlindungan.12
Orang yang berpeluang memperoleh syafa’at Nabi adalah orang yang
mencintainya. Wujud dari cinta Rasulullah dibuktikan dengan membaca salawat
itu. Nabi saw sendiri secara konsepsional sudah tidak memerlukan doa dari
ummatnya, jadi shalawat itu bukan untuk kepentingan Nabi, tetapi untuk
kepentingan kita. Jika Nabi diibaratkan sebuah gelas, ia sudah penuh dengan air
putih bersih, dan orang yang membaca shalawat Nabi ibarat menambahkan air ke
dalam gelas yang sudah penuh itu dengan harapan memperoleh luberannya, yakni
luberan syafa`atnya. Semoga kita sebagai umatnya mendapakan syafa’at Nabi
Muhammad saw di hari kiyamat kelak.
11
Agus Syafi’i. Makna Shalawat, diakses di http//:agussyafii.blogspot.com/2009/03/maknashalawat.
html. pada tanggal 07 Januari 2010
12 Wawancara dengan H. Ahmad Soetedjo (Ketua MUI Kabupaten Sorong) di gedung LPTQ Kab.
Sorong pada tanggal 20 Februari 2010
Dalam perkembangannya, pembacaan shalawat Nabi saw menjadi beragam.
Tidak hanya Kitab Al Barzanji atau kasidah syair pujian Nabi saw yang ada
didalamnya saja. Para ulama telah menulis dalam bentuk Maulid Nabi atau
kasidah syair-syair pujian terhadap Nabi saw, seperti Maulid Ad Diyba’i karya
Imam Jalil Abdurahman Ad Diyba’I, Maulid Simthud Durar karya Al Habib Ali
bin Muhammad bin Husain Al Habsyi, dan nanti akan lebih banyak lagi. Hal itu,
dilakukan sebagai wujud kecintaan para alim ulama kepada Nabi saw. Tiada lain
para ulama mengharapkan barokah dan syafa’at dari Nabi Agung Muhammad saw
yang diutus Allah swt bagi seluruh umat manusia.
Dalam tahap selanjutnya, untuk lebih mewarnai suasana dalam membaca
shalawat digunakan iringan musik rebana yang dipelopori oleh para remaja,
khususnya anak perantau muslim. Para remaja menginspirasi para tokoh agama
untuk menggunakan media rebana dalam bershalawat. Sekelumit pengalaman
menabuh rebana dan lagu syair shalawat disatukan. Dengan motivasi dan spirit
yang tinggi terbentuklah kelompok pembacaan shalawat dengan media iringan
rebana. Rebana telah memberi warna baru dalam bershalawat, yakni lagu berpadu
dengan musik. 13Hal ini, dapat mendorong masyarakat muslim untuk mengajak
berkumpul dan mempublikasikan shalawat dengan mudah. Sehingga, shalawat
dapat mengajak masyarakat untuk mengungkap kembali riwayat hidup Rasulullah
saw untuk diteladani. Allah swt berfirman QS. Al Ahzab:21 :
0 ِ َ 1 ْمَ ا َ ْ َ وَا َ ّ ا ُ3 ْ0 َ نَ ْ آَ ' َ, ِ ٌ 6 َ َ- َ7 ةٌ ْ َ / ِ أُ َ ّ لِ ا ُ/ رَ ِ; ْ ُ َ نَ ْ آَ < َ= َ ا0ً ِ> َ آَ َ ّ ا 0 وَذَآَ َ
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”14
Menurut M. Quraish Shihab, Nabi Muhammad saw adalah manusia
seperti manusia yang lain dalam naluri, fungsi fisik, dan kebutuhannya, tetapi
bukan dalam sifat-sifat dan keagungannya, karena beliau mendapat bimbingan
13Wawancara dengan sahabat Abdul Salam (Sekretaris GP-Ansor Kab. Sorong) dalam acara
Maulid Nabi di Aimas. tanggal 26 Februari 2010
14
Departemen Agama RI, op. cit., hal. 670
Allah swt dan kedudukan istimewa di sisi-Nya, sedang yang lain tidak demikian.
Seperti halnya permata adalah jenis batu yang sama jenisnya dengan batu yang di
jalan, tetapi ia memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh batu-batu lain.15
Kegiatan bershalawat secara berjamaah di mulai dari kegiatan rutin setiap 2
minggu sekali dengan berkumpulnya masyarakat Kabupaten Sorong di masjid
atau mushola. Pembacaan shalawat berjama’ah ini dijadikan sebagai media syiar
Islam untuk mengenal dan mencintai Rasulullah saw dengan diiringi musik rebana
klasik yang merupakan ciri khas kebudayan Islam di nusantara. Kebudayaan Islam
ini berkembang pesat dalam masyarakat di daerah Jawa. Iringan rebana inilah
kombinasi seni dan ritual bershalawat tergabung jadi satu dan mampu merenggut
hati para jama’ah untuk mengucapkan atau mengumandangkan sholawat atas Nabi
Muhammad SAW, dialah sebaik-baiknya pemimpin umat.
Selain untuk mendapatkan barokah membaca shalawat, pembacaan
shalawat merupakan senjata yang ampuh untuk mengumpulkan warga muslim,
karena mengumpulkan umat itu tidak mudah. Pembacaan shalawat berlangsung
untuk munajah kepada Allah swt dan Rasulullah saw untuk mendekatkan diri
kepda Allah swt. Tak ketinggalan di majelis shalawat ini disisipkan kajian tentang
ajaran agama Islam, ilmu fiqih atau bahtsul masail. Sepulang dari acara
pembacaan shalawat akan didapat pencerahan hati bagi pelakunya. Maka,
shalawat dapat digunakan sebagai media berdakwah untuk mensyiarkan ajaran
agama Islam dan menjalin silaturahmi dalam menjaga ukhuwah islamiyah antar
warga muslim.
IV. Bentuk atau Model Pengawalan Shalawat Nabi SAW di Kabupaten
Sorong
Pada saat kita telah diberi bantuan oleh orang lain, sudah pastinya akan
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, atau mungkin mengucapkan doa
untuk kebaikannya. Begitu pula dengan Rasulullah Saw yang telah mengeluarkan
kita dari lembah kegelapan menuju alam terang benderang, maka sudah
15
M.Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an.(Cet.13,Penerbit Mizan: Bandung.1996), hal 54
sepantasnya bagi kita untuk mengucapkan sholawat serta salam atas beliau,
sebagai ungkapan rasa terima kasih dan kecintaan kita atas jasa dan perjuangan
yang tidak tertandingi di alam jagad ini.
Penghormatan kita kepada presiden bukan berarti kehormatan presiden itu
akan bertambah atau berkurang kalau anda tidak menghormatinya, karena
kedudukan presiden itu adalah tempat yang paling terhormat di suatu negara.
Sebagai rakyat seharusnyalah kita menghormati dan menghargai presiden
sebagaimana Allah telah memuliakan orang yang diangkat derajatnya sebagai
presiden. Sebab orang tersebut tidak akan menjadi presiden tanpa pertolongan dan
kasih sayang-Nya. Untuk itu hargailah dan bersyukurlah kita telah memiliki
presiden.
Logika kita yang menyebutkan bahwa mana mungkin bahwa seorang
rakyat yang menderita memerintahkan presiden untuk menaikkan pangkat dan
gajinya sang panglima sementara diri kita yang menderita masih kekurangan.
Dalam ibadah sehari-hari, sebenarnya ada sebuah perbuatan ringan yang
apabila kita lakukan mendatangkan manfaat yang begitu besar, dan apabila kita
tinggalkan maka kita termasuk golongan orang yang tidak berbalas budi.
Dalam ibadah-ibadah lain, Allah SWT memerintahkan kepada hambahambaNya
untuk mengerjakannya, namun khusus dalam perintah membaca
sholawat, Allah Swt menyebutkan bahwa Allah Swt sendiri bersholawat atasnya,
kemudian memerintahkan kepada malaikatNya, baru kemudian kepada orangorang
yang beriman untuk bersholawat atasnya. Dengan hal ini semakin
menunjukkan bahwasanya membaca sholawat atas Nabi Muhammad saw, tidak
cuma sekedar ungkapan terima kasih, tetapi ia juga menjadi ibadah yang utama.
V. Pengaruh Shalawat Nabi terhadap Peningkatan Kualitas Keagamaan
Masyarakat Kabupaten Sorong
Umat Islam harus mentaati Allah dan Rasul untuk mendapatkan nikmat
Allah bersama para Nabi, para shiddiq, para syuhada’ dan shalihin. Allah
swtberfirman QS. An Nisa’: 69:
'َ ِ ِّ َ ّ ا ' ِ َ # ْ ِ) ْ َ َ ُ َ ّ ا َ َ ْ أَ 'َ ( َ ِ اّ @ َ َ # ِ َ A َ وB َُ; لَ ُ/0َّ َ وَا َ ّ ا @ ِ ِ C ُ ْ ' َ# وَ
ً= ِ; رَ ِ َ A َ أُو ' ُ َ - َ7 وَ 'َ ِD ِ َ ّ اءِ وَا < َ َ ) ُFّ وَا 'َ ِ= < ِ ِّ ّ وَا
“Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah,
yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orangorang
saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”
Shalawat dalam korelasinya dengan peningkatan kualitas keagamaan
masyarakat muslim, dalam hadits Nabi saw bersabda:
“Siapa mencintai Allah swt, pasti banyak menyebutnya (berdzikir
kepadaNya), buahnya ia diingat oleh Allah dengan pemberian rahmat dan
ampunanNya, danm dimasukkan surga bersama para Nabi, para WaliNya,
serta dimulyakan dengan memandang keindahan DzatNya. Dan siapa
mencintai Nabi saw, pasti banyak bershalawat kepada beliau, buahnya
“wushul”/dapat mencapai syafaatnya, dan mendekatinya di surga”.
Maksudnya menjadi teman dekat kelak di surga.” 16
Taat kepada Allah swt diwujudkan dengan bertakwa kepadaNya. Sedangkan
taat kepada Nabi saw diwujudkan dengan mematuhi sunnah beliau dan
bershalawat kepadanya. Sehingga, umat Islam di Kabupaten Sorong akan selalu
mengamalkan shalawat Nabi saw.
Masyarakat muslim Kabupaten Sorong memperbanyak berkumpul untuk
bershalawat. Dalam pertemuan untuk bershalawat banyak disebut asma Allah dan
Rasul-Nya yang membuahkan banyak hal, termasuk syiar dan dapat
menggetarkan hati supaya khusuk dalam munajah terhadap Allah swt. Sesuatu
yang bisa meneteskan air mata karena merasa kecil dan banyak dosa.
membuahkan keimanan dan rohani yang kuat. Nabi saw bersabda:
Barangsiapa yang membaca shalawat kepadaku sebanyak satu kali maka
Allah akan memberikan kebaikan kepada orang itu sebanyak 10 kali, akan
16
Abu H.F. Ramadlan, Terjemah Durratun Nashihin, (Mahkota: Surabaya, 1987), hal 187
dihapus orang itu (pembacanya) dari 10 kesalahan (dosa) dan akan
ditinggikan derajatnay 10 kali (kebaikan).(HR. Bhukhari)17
Sehingga dengan bershalawat, akan meningkatkan keimanan dan ketakwaan untuk
mendekatkan diri kepada Allah swt serta dapat lebih mengenal siapa Nabi
Muhammad SAW sebagai suri tauladan bagi umatnya.
Dalam perkumpulan shalawat tersebut, sebagai wujud syiar agama Islam
dalam menyebarkan ajarannya. Karena masyarakat muslim di Kabupaten Sorong
dapat menjalin silaturahmi antar sesama muslim untuk menjaga ukhuwah
islamiyah. Kerukunan antar warga akan selalu terjaga baik. Kebutuhan akan
pertolongan dari orang lain dapat terlaksana dengan mudah. Sesama muslim
adalah saudara bagaikan sebuah bangunan. Muslim satu dengan lainnya bersatu
untuk saling melengkapi.
Kegiatan bershalawat bagi masyarakat juga dapat membentuk akhlak yang
mulia. Dengan lebih mengenal Rasulullah saw dapat dijadikan contoh
kehidupannya bersama para sahabatnya. Dalam diri Rasulullah saw mempunyai
sifat yang mulia, yakni pemaaf, sabar, kasih saying, ikhlas dan masih banyak lagi.
Karena masyarakat meneladani Rasulullah sebagai uswatun hasanah bagi
umatnya.
VI. Kesimpulan
Umat Islam harus mentaati Allah dan Rasul-Nya. Wujud dari taat kepada
Allah swt yaitu menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala
laranganNya yang biasa disebut taqwa. Ketakwaan kepada Allah swt itu sendiri,
akan timbul secara sempurna apabila mengikuti tuntunan dari Rasulullah saw
sebagai uswatun hasanah.
Taat kepada Allah dan Rasul-Nya terwujud karena adanya rasa cinta
terhadap Allah dan Rasul-Nya. Bentuk dari kecintaan kepada Allah, kita akan
banyak menyebut nama-Nya yaitu berdzikir kepada-Nya. Sedangkan bentuk
17
Hussein Bahreisj, Al Jami’ush Shaih Hadits Shahih Bukhari-Muslim, CV. Karya Utama:
Surabaya, 2000 hal 272
kecintaan kepada Rasulullah saw, kita juga akan banyak menyebutnya yakni
dengan bershalawat untuk beliau.
Perkembangan shalawat yang terjadi di Kabupaten Sorong telah dirintis para
pendatang terdahulu. yaitu masyarakat muslim yang datang dalam program
transmigrasi di tanah Papua, khususnya masyarakat muslim Jawa. Pada awalnya,
pembacaan shalawat dilaksanakan dalam bentuk kelompok kecil bahkan masih
langka terjadi di masyarakat. Shalawat yang dibaca saat itu kitab Al Barzanji
karya Syeikh Ja’far Al Barzanji serta kasidah atau syair pujian terhadap Nabi saw.
Pembacaan shalawat di gunakan dalam acara memperingati hari besar agama
Islam dan upacara keagaman seperti aqiqah atau nikah.
Seiring waktu berjalan, ada perkembangan yang menarik dari pembacaan
shalawat. Motivasi dalam bershalawat menjadi lebih semangat dengan diiringi
musik klasik rebana. Dentuman suara khas rebana yang ditabuh akan membawa
rohani pembaca shalawat bergetar dalam bentuk kecintaan terhadap Nabi saw.
Rasa cinta kepada Nabi saw sebagai jalan menuju kecintaan kepada sang Pencipta
Nabi Agung Muhammad saw, tiada lain Allah swt.
Bershalawat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas keagamaan
masyarakat Kabupaten Sorong, antara lain:
1. Masyarakat bershalawat untuk mendekatkan diri kepada Allah swt melalui
tuntunan Rasulullah saw sebagai tali penghubung menuju hadirat Allah swt.
2. Masyarakat muslim yang mencintai Nabi Muhammad saw akan
memperbanyak membaca shalawat untuk mendapatkan syafaat dari
Rasulullah saw di hari kiamat kelak
3. Masyarakat dapat lebih mengenal siapa Nabi saw karena dalam diri
Rasulullah saw terdapat suri tauladan yang baik yaitu uswatun hasanah bagi
umatnya
4. Masyarakat bershalawat untuk berkumpul untuk mendapatkan siraman
rohaniahnya dalam pembentukan akhlak yang mulia
5. Masyarakat bershalawat untuk menjalin silaturahim antar sesama muslim
sehingga ukhuwah islamiyah akan selalu terjaga.
Semoga Allah swt memberi rahmat dan ampunan-Nya bagi para pecinta
Nabi Muhammad saw (Ahbaabul Musthofa) yang selalu mengumandangkan
shalawat.
Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad wa’ala ali syyidina
Muhammad…
DAFTAR PUSTAKA
Al Qalami, Abu Fajar dan Abdul Wahid Al Banjari, Terjemah Riyadhush
Shalihin, Cet. I; Gitamedia: Jakarta, 2004
Bahreisj, Hussein ,Al Jami’ush Shahih Hadits Shahih Bukhari-Muslim, CV. Karya
Utama: Surabaya, 2000
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, CV. Toha Putra: Semarang,
1989
Nata, Abudin, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan. Cet. I; PT Raja Grafindo Persada:
Jakarta,2002
Ramadlan, Abu H.F., Terjemah Durratun Nashihin, Mahkota: Surabaya, 1987
Shihab, M.Quraish, Wawasan Al-Qur’an.Cet.13;Penerbit Mizan: Bandung.1996
Yuliana, Dewi dan Zaenal Arifin, Posisi Islam Diantara Agama-Agama di Dunia,
Makalah Metodologi Studi Islam, BPI Khusus STAIN Sorong, 2010
Abu Sangkan, Shalawat Untuk Nabi, diakses di www.google.com 06 Januari 2010
Agus Syafi’i. Arti Shalawat, diakses di
http//:agussyafii.blogspot.com/2009/03/makna-shalawat.html.
07 Januari 2010
Arti Shalawat. http://achehsumatra.blogspot.com/2005/08/arti-shalawat.html
07 Januari 2010
Kabupaten Sorong . http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sorong.
24 Februari 2010
Buletin Sidogiri. Wahana Aktualisasi Pemikiran Salaf. Edisi 005; PP Sidogiri:
Pasuruan, 2005
Wawancara dengan H. Ahmad Soetedjo (Ketua MUI Kabupaten Sorong) di
gedung LPTQ Kab. Sorong pada tanggal 20 Februari 2010
Wawancara dengan sahabat Abdul Salam (Sekretaris GP-Ansor Kab. Sorong)
dalam acara Maulid Nabi di Aimas. tanggal 26 Februari 2010

0 komentar:

Posting Komentar

Design by Zay Arief